Maluku Tidak Perlu Datangkan Bawang Dari Surabaya

Maluku Tidak Perlu Datangkan Bawang Dari Surabaya - Hallo sahabat PORTAL PIYUNGAN, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Maluku Tidak Perlu Datangkan Bawang Dari Surabaya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Indonesia, Artikel Kabar, Artikel Maluku, Artikel Ragam, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Maluku Tidak Perlu Datangkan Bawang Dari Surabaya
link : Maluku Tidak Perlu Datangkan Bawang Dari Surabaya

Baca juga


Maluku Tidak Perlu Datangkan Bawang Dari Surabaya

Ambon, Malukupost.com - Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, Wuryanto mengatakan, di waktu yang akan datang Kota Ambon dan Maluku secara umum tidak perlu mendatangkan bawang merah dari Pulau Jawa terutama Surabaya sebagai pasar utama.

"Provinsi Maluku punya lahan yang luas, kenapa harus mendatangkan bawang merah dari luar daerah yang memakan biaya yang cukup besar," katanya dalam sambutan pada acara penanaman perdana bawang merah di lahan seluas 800 meter persegi dari 13 hektar yang disediakan di Desa Taino, Kecamatan Teluk Dalam, Kota Ambon, Sabtu (17/12).

Ia mengatakan, sampai saat ini Maluku melalui pihak distributor, masih mendatangkan bawang merah dan juga cabe dari Surabaya guna memenuhi permintaan masyarakat, dalam satu bulan bisa mencapai 32 ton.

"Sedangkan kita punya lahan cukup luas. Karena itu, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku dan Pemerintah Kota Ambon berinisiatif menggerakkan kelompok tani untuk memanfaatkan lahan yang ada agar kita bisa mandiri," katanya.

Diungkapkan, 13 hektare lahan yang disediakan untuk menanam bawang merah sangat menguntungkan, apalagi dari masa penanaman hingga masa panen memerlukan waktu hanya 75 hingga 80 hari untuk panen.

"Kalau satu hektare saja bisa menghasilkan bawang merah 5 ton, maka 13 hektare bisa menghasilkan 65 ton sekali panen. Bawang pun bisa dipanen dua kali dalam setahun," ujarnya.

Para petani di Desa Taino ini, lanjutnya, hanya perlu menanam dan merawat dengan baik. Masalah pasar tidak perlu dipikirkan, sebab distributor sudah disiapkan untuk membeli hasil panen para petani.

"Nanti diatur dengan baik, sehingga tidak perlu lagi mendatangkan bawang merah dari Surabaya," ujarnya.

Wuryanto menambahkan, BI sangat berharap penyuluh pertanian yang membina kelompok-kelompok tani dapat memperkuat mereka dengan kelembagaan.

Bibit bawang yang ditanam di Desa Taino berasal dari Probolinggo, sesuai dengan permintaan dari para petani.

Wuryanto sebelum melakukan penanaman perdana bawang merah juga sempat menyaksikan panen kacang boncis seluas satu hektare yang merupakan hasil dari kelompok tani di kawasan Air Ali Desa Taino. (MP-4)


Demikianlah Artikel Maluku Tidak Perlu Datangkan Bawang Dari Surabaya

Sekianlah artikel Maluku Tidak Perlu Datangkan Bawang Dari Surabaya kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Maluku Tidak Perlu Datangkan Bawang Dari Surabaya dengan alamat link https://dportalpiyungan.blogspot.com/2016/12/maluku-tidak-perlu-datangkan-bawang.html

Subscribe to receive free email updates: