Engelina Pattiasina, Blok Masela Dan Kesejahteraan Maluku

Engelina Pattiasina, Blok Masela Dan Kesejahteraan Maluku - Hallo sahabat PORTAL PIYUNGAN, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Engelina Pattiasina, Blok Masela Dan Kesejahteraan Maluku, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Indonesia, Artikel Kabar, Artikel Maluku, Artikel Ragam, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Engelina Pattiasina, Blok Masela Dan Kesejahteraan Maluku
link : Engelina Pattiasina, Blok Masela Dan Kesejahteraan Maluku

Baca juga


Engelina Pattiasina, Blok Masela Dan Kesejahteraan Maluku

Oleh: Zulfiqar Lestaluhu, MA, S.Sos, M.Si Maluku akan menggelar pemilihan gubernur tahun 2018. Ada banyak tokoh Maluku yang bermunculan, baik sebagai bakal calon gubernur maupun bakal calon wakil gubernur. Kehadiran sejumlah tokoh itu merupakan pertanda baik, karena masyarakat memiliki berbagai pilihan untuk mencari yang terbaik bagi masa depan Maluku. Kesiapan untuk berpartisipasi dari pemilihan gubernur merupakan satu niat baik untuk mengabdikan diri bagi Maluku. Perhelatan politik ini merupakan ajang resmi untuk merebut kekuasaan. Politik tidak hanya berhenti pada perebutan kekuasaan, tapi bagaimana menggunakan kekuasaan itu untuk kepentingan rakyat. Di sini esensi dasar politik. Sangat heran ketika melihat kompetisi politik yang justru kontra produktif dengan kepentingan rakyat itu sendiri. Dari sekian banyak figur, penulis melihat sosok Engelina Pattiasina (EP) yang berlatar belakang ekonomi politik dari Jerman ini memiliki kapasitas untuk mengambil bagian dalam pemilihan gubernur Maluku 2018. Sejauh ini, belum ada pernyataan untuk ikut bertarung dalam pemilihan gubernur, meski terekam dalam berbagai survei dan perbincangan di berbagai kelompok masyarakat. Darah Pejuang Kiprah Engelina cukup menarik perhatian, karena kepedulian yang tinggi terhadap kepentingan Maluku. Hal ini tidak lepas dari latar belakang keluarga, yang memang memiliki sejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Engelina memang mengalir darah pejuang dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Brigjen TNI Johanes M. Pattiasina selain sebagai pejuang sebagai tentara, tetapi juga merupakan pelaku sejarah pendirian PT. Permina sebelum berubah menjadi Pertamina. JM Pattiasina membuktikan kepada dunia, Indonesia mampu untuk mengurus sendiri sumber daya alam. Ibunya, Mascarena Andaria Pattiasina merupakan pejuang dalam pertempuran fisik di Sumatera Selatan. Keduanya dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta. JM Pattiasina merupakan pelaku pengeboran minyak di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Pengeboran dilakukan tanpa modal, karena mengerahkan anggota zeni TNI dari Palembang yang dipimpin JM. Pattiasina. Di Palembang, JM Pattiasina merupakan perintis dan komandan pertama Yonzipur II Sumatera Selatan pada periode 1951-1957. JM Pattiasina memiliki keahlian di bidang perminyakan pada masa Belanda. Keberadaan kandungan Migas di wilayah selatan Maluku sudah diketahui sejak tahun 1932. Untuk itu, sebelum wafat di Jakarta, JM. Pattiasina membisikkan ke puterinya untuk memperhatikan Maluku, agar jangan sampai Maluku tidak menikmati kekayaan alamnya yang kaya.
Oleh: Zulfiqar Lestaluhu, MA, S.Sos, M.Si 

Maluku akan menggelar pemilihan gubernur tahun 2018. Ada banyak tokoh Maluku yang bermunculan, baik sebagai bakal calon gubernur maupun bakal calon wakil gubernur. Kehadiran sejumlah tokoh itu merupakan pertanda baik, karena masyarakat memiliki berbagai pilihan untuk mencari yang terbaik bagi masa depan Maluku. Kesiapan untuk berpartisipasi dari pemilihan gubernur merupakan satu niat baik untuk mengabdikan diri bagi Maluku. Perhelatan politik ini merupakan ajang resmi untuk merebut kekuasaan.

Politik tidak hanya berhenti pada perebutan kekuasaan, tapi bagaimana menggunakan kekuasaan itu untuk kepentingan rakyat. Di sini esensi dasar politik. Sangat heran ketika melihat kompetisi politik yang justru kontra produktif dengan kepentingan rakyat itu sendiri. Dari sekian banyak figur, penulis melihat sosok Engelina Pattiasina (EP) yang berlatar belakang ekonomi politik dari Jerman ini memiliki kapasitas untuk mengambil bagian dalam pemilihan gubernur Maluku 2018.

Sejauh ini, belum ada pernyataan untuk ikut bertarung dalam pemilihan gubernur, meski terekam dalam berbagai survei dan perbincangan di berbagai kelompok masyarakat. Darah Pejuang Kiprah Engelina cukup menarik perhatian, karena kepedulian yang tinggi terhadap kepentingan Maluku. Hal ini tidak lepas dari latar belakang keluarga, yang memang memiliki sejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Engelina memang mengalir darah pejuang dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Brigjen TNI Johanes M. Pattiasina selain sebagai pejuang sebagai tentara, tetapi juga merupakan pelaku sejarah pendirian PT. Permina sebelum berubah menjadi Pertamina. JM Pattiasina membuktikan kepada dunia, Indonesia mampu untuk mengurus sendiri sumber daya alam. Ibunya, Mascarena Andaria Pattiasina merupakan pejuang dalam pertempuran fisik di Sumatera Selatan. Keduanya dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.

JM Pattiasina merupakan pelaku pengeboran minyak di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Pengeboran dilakukan tanpa modal, karena mengerahkan anggota zeni TNI dari Palembang yang dipimpin JM. Pattiasina. Di Palembang, JM Pattiasina merupakan perintis dan komandan pertama Yonzipur II Sumatera Selatan pada periode 1951-1957. JM Pattiasina memiliki keahlian di bidang perminyakan pada masa Belanda. Keberadaan kandungan Migas di wilayah selatan Maluku sudah diketahui sejak tahun 1932. Untuk itu, sebelum wafat di Jakarta, JM. Pattiasina membisikkan ke puterinya untuk memperhatikan Maluku, agar jangan sampai Maluku tidak menikmati kekayaan alamnya yang kaya.

Merintis di Pangkalan Brandan bukan perkara mudah, karena tantangan datang silih berganti. Namun, paling berat justru datang intervensi asing. Agen asing, George Benson dikirim ke sana dan menjelekkan kualitas minyak dan menihilkan upaya JM. Pattiasina. Tidak tahan diremehkan dan diintervensi, dalam sebuah perdebatan, JM. Pattiasina mencabut pistol dan melepaskan tembakan ke arah George Benson dan memintanya pergi dari Pangkalan Brandan. Kalau ditelusuri lagi, pamannya Brigjen dr. Frans Pattiasina merupakan pejuang kemerdekaan, yang terlibat langsung dalam masa revolusi. Sekolah dokter sempat terhenti karena terlibat dalam perjuangan.

Selain sebagai tentara, juga merupakan seorang dokter, pelaku sejarah dan Ketua Tim Dokter Kepresiden. Frans Pattiasina juga yang merupakan saksi sejarah sebagai tim dokter yang mengautopsi jenazah Pahlawan Revolusi. Hasil otopsi sebenarnya tidak seperti yang digambarkan dalam film G30S PKI yang wajib diputar pada masa Orba. Penghormatan atas semua jasanya, Frans Pattiasina dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.

Keluarga Besar Pattiasina dari Negeri Booi ini, bukan hanya berkontribusi untuk Maluku, tetapi juga memiliki sejarah panjang di tingkat nasional. Pilihan Politik Pepatah lama buah jatuh tak jauh dari pohon ada benarnya. Darah juang yang mengalir sudah terlihat ketika Engelina memilih untuk bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), meski mendapat tawaran untuk masuk ke Golkar yang ketika itu menjadi penguasa orde baru.

Engelina terpilih sebagai anggota MPR RI dari Sumatera Utara pada 1992. Pilihan politik untuk bersama rakyat juga, tampak ketika terjadi perpecahan PDI. Engelina memilih berjuang di jalanan bersama PDI Perjuangan. Ketika itu PDI mendapat hadangan keras dari penguasa. Perjuangan bersama PDIP mengantar Engelina menjadi Anggota DPR RI tahun 1999 mewakili Sulawesi Utara.

Selain memperjuangkan kepentingan Sumatera Utara dan Sulawesi Utara, Engelina justru menaruh perhatian terhadap persoalan Maluku. Apalagi, ketika itu Maluku dilanda konflik yang berkepanjangan. Satu momen yang tidak bisa dilupakan ketika Engelina bersuara lantang agar negara tidak lalai dan mengabaikan konflik di Maluku dalam paripurna DPR RI. Suara ini keluar ketika semua seolah diam dan negara seolah tidak berdaya melihat persoalan kemanusiaan di Maluku.

Engelina pernah bercerita soal ini. “Beta sadar. Mereka lihat beta aneh, karena menyuarakan yang tidak ada di agenda DPR. Bagi beta, itu lebih penting dari agenda apapun paripurna saat itu. Semestinya wakil rakyat Maluku saat itu harus bersuara lebih keras”.

Selepas dari DPR RI, Engelina tidak benar-benar lepas dari persoalan politik. Ketertinggalan dan pengabaikan kawasan timur Indonesia menjadi pendorong Engelina untuk membangun solidaritas dari berbagai elemen di Maluku, Papua, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur. Dari parlemen, Engelina kembali ke politik jalanan dan bersama berbagai elemen di kawasan timur memainkan peran kelompok penekan.

Blok Masela Dari semua isu yang berkaitan dengan kawasan timur, sebenarnya ada satu isu yang sangat mengganggu, yakni pengembangan Blok Masela. Dari berbagai pertemuan kecil, nyaris tidak ada celah untuk mempengaruhi kebijakan mengenai Blok Masela. Engelina mengetahui detail siapa dan mendapat apa di Blok Masela. Blok Masela melibatkan kekuatan besar, bukan saja kekuasaan tapi juga melibatkan korporasi raksasa.

Perombakan kabinet yang mengantar Dr. Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman menjadi titik penting karena membuka sedikit celah, karena keberpihakan Rizal Ramli terhadap rakyat dan bangsa yang tidak perlu diragukan. Engelina bersama akademisi dari Unpatti, Universita Darussalam, UKI Maluku, IAIN Ambon dan STAKPN Ambon mendatangi Rizal Ramli dan secara terbuka menyampaikan protes karena pengelolaan Blok Masela mengabaikan kepentingan Maluku.

Momentum ini sangat kritis, sebab dua hari lagi, kebijakan mengenai Blok Masela akan segera diputuskan Presiden Joko Widodo. Rupanya, Rizal Ramli memahami aspirasi dari Maluku dan menjadi pertimbangan kepada Presiden. Buktinya, pemerintah menunda untuk mengambil keputusan pengembangan Blok Masela, tetapi tidak ada jaminan keputusan pemerintah akan menguntungkan Maluku.

Sebab, kalau pemerintah memutuskan kilang Masela terapung, maka benar-benar hanya menjadikan orang Maluku sebagai penonton. Dengan segala hormat, pemerintah daerah nyaris tidak bersuara dan justru ada segelintir elit yang mendorong pembangunan kilang di laut. Meski nyata-nyata itu hanya kepentingan investor, bukan kepentingan rakyat Maluku. Sikap diam atau tidak bersikap ketika kepentingan rakyat terganggu, mengundang pertanyaan seperti judul lagu,“Ada apa denganmu?”

Namun, kalangan akademisi Maluku tidak tinggal diam, karena terus memberikan tekanan dengan berbagai cara. Bahkan, Universitas Darussalam mencetuskan “Deklarasi Darussalam” yang menuntut pemerintah memindahkan pembangunan kilang Masela ke darat. Begitu juga kalangan aktivis muda, tokoh agama dan tokoh masyarakat silih berganti bergerak.

Tekanan yang paling keras disampaikan tokoh Maluku bersama kalangan akademisi dari Unpatti Ambon, Universitas Darussalam, UKIM dan berbagai komponen ketika diterima Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Kompleks Istana Presiden Jakarta.

Begitu juga Menko Kemaritiman harus berkali-kali menerima perwakilan dari Maluku, karena terus mendesak agar kilang Masela dibangun di darat. Tekanan dari Maluku ini telah menjadikan Blok Masela sebagai isu nasional. Bukan hanya pertentangan di dalam pemerintahan, tetapi juga di kalangan elit di Jakarta.

Sekali lagi, Blok Masela yang semula “diatur diam-diam” terkuak ke publik dan membangun kesadaran baru di Maluku. Diakui atau tidak, Engelina Pattiasina berada di garis depan dalam perjuangan ini. Jalur Rempah Selain Blok Masela, Engelina juga mengkampanyekan Spice Route (Jalur Rempah) sebagai basis dari Poros Maritim Dunia.

Kampanye ini bukan hanya menempatkan Maluku dalam pusaran dunia, tetapi juga menjadi pengingat kepada Bangsa Indonesia agar tidak terlena dengan kampanye Jalur Sutera dari China. Sebab, Jalur Rempah merupakan identitas Indonesia dan Maluku menjadi pusaran dunia. Kampanye ini setidaknya memperlihatkan hasil, karena pemerintah Jokowi memandang serius karena mulai aktif memperkenalkan

Jalur Rempah yang dimotori Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dari berbagai aktivitas Engelina ini, ada satu pesan yang sesungguhnya tidak disadari, karena Engelina memiliki hasrat kalau Maluku memiliki sejarah panjang, memiliki kebesaran masa lalu dan tidak pantas diperlakukan tidak adil di atas kekayaannya yang melimpah. Maluku tidak layak terpuruk dalam kemiskinan yang silih berganti dengan daerah lain, seperti Papua, Papua Barat, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.

Penulis melihat, di balik kelembutannya, sosok Enggelina Pattiasina sangat serius, tegas dan mati-matian berjuang untuk mempertahankan hak kesejahteraan yang harus diperoleh masyarakat di Maluku. Titisan ketegasan dari ayahanda JM Pattiasina betul-betul mengalir dalam darah Enggelina Pattiasina dan itu tergambar jelas dalam setiap ucapan, tindakan dan semua program kegiatan yang dilakukannya, yang selalu bermuara pada upaya penyadaran akan pentingnya pengelolaan SDA dan SDM Maluku dan peruntukkannya benar-benar demi kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat Maluku.

Walau belum menyatakan sikap terkait Pilgub Maluku, hemat penulis Maluku saat ini membutuhkan figur seperti Enggelina Pattiasina yang berani dan mengetahui cara untuk menjaga kepentingan Maluku. Hal itu tidak lepas dari pergaulan luas Enggelina Pattiasina. Maluku saat ini membutuhkan tokoh yang memiliki akses kuat di pusat dan mahir dalam melakukan lobi untuk kepentingan Maluku. Pra syarat ini harus dipenuhi, karena jika tidak, maka Maluku akan sulit berkembang dan mendapat perhatian lebih. (**)


**) Penulis adalah Pengamat Politik dari Universitas Darussalam Ambon


Demikianlah Artikel Engelina Pattiasina, Blok Masela Dan Kesejahteraan Maluku

Sekianlah artikel Engelina Pattiasina, Blok Masela Dan Kesejahteraan Maluku kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Engelina Pattiasina, Blok Masela Dan Kesejahteraan Maluku dengan alamat link https://dportalpiyungan.blogspot.com/2017/05/engelina-pattiasina-blok-masela-dan.html

Subscribe to receive free email updates: